Tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk merasakan suasana khas Malaysia. Di Sumatera Barat, wisatawan asal Negeri Jiran bisa menemukan nuansa serumpun yang akrab. Mulai dari bentuk rumah adat hingga cita rasa kulinernya. Tak heran, banyak turis Malaysia yang merasa seperti “pulang kampung” saat berlibur ke Ranah Minang.
Kunjungan Wisatawan Malaysia Terus Naik
Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), pada tahun 2024 tercatat lebih dari 60 ribu wisatawan Malaysia datang ke Sumatera Barat.
Angka tersebut menempatkan Malaysia sebagai pasar wisata terbesar untuk provinsi yang terkenal dengan rendang ini.
“Minat wisatawan Malaysia terhadap Sumatera Barat terus meningkat. Ada kedekatan budaya, kuliner, dan jarak yang dekat,” ujar Ni Made Ayu Marthini, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf.
Selain itu, faktor “affordable luxury” — wisata berkualitas dengan biaya terjangkau — membuat Sumbar semakin menarik bagi wisatawan Malaysia.
Famtrip Khusus Agen Wisata Malaysia
Untuk memperkuat promosi, Kemenparekraf bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menggelar Famtrip (Familiarization Trip) pada akhir Oktober 2025.
Sebanyak tujuh agen perjalanan dari Kuala Lumpur diajak menjelajahi Padang, Bukittinggi, dan Payakumbuh selama lima hari.
Mereka tidak hanya menikmati pemandangan, tetapi juga mempelajari kesamaan budaya dan kuliner antara dua daerah serumpun ini.
“Tujuan kami adalah memperkenalkan keunikan Sumatera Barat melalui pengalaman langsung,” kata perwakilan Dinas Pariwisata Sumbar.
Selama kegiatan, para peserta mengunjungi Istano Basa Pagaruyung, mencicipi kuliner Minang otentik, dan berdialog dengan pelaku usaha lokal.
Kegiatan ini sekaligus membuka peluang kerja sama antara agen tur Malaysia dan pengusaha pariwisata Sumbar.
Arsitektur Serumpun: Rumah Gadang dan Negeri Sembilan
Bagi wisatawan Malaysia, pemandangan rumah gadang beratap gonjong di Sumatera Barat terasa tidak asing.
Desain megah dengan atap runcing ini ternyata menjadi inspirasi bagi arsitektur tradisional Negeri Sembilan di Malaysia, tempat banyak keturunan Minangkabau tinggal.
Karena itu, ketika berjalan di antara rumah gadang di Bukittinggi atau Tanah Datar, wisatawan Malaysia seperti melihat cermin sejarah leluhur sendiri.
“Bentuk atapnya sama seperti di kampung saya di Negeri Sembilan. Rasa rindu kampung halaman langsung muncul,” ujar Ahmad, peserta famtrip asal Kuala Lumpur.
Kuliner: Rasa yang Tak Asing di Lidah Malaysia
Kalau bicara soal budaya serumpun, kuliner Minang dan Malaysia tidak bisa dipisahkan.
Rendang, yang dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia versi CNN, menjadi bukti kuatnya hubungan tersebut.
Selain rendang, wisatawan Malaysia juga bisa menikmati lemang, serunding, dan gulai ikan yang rasanya mirip dengan masakan kampung halaman.
Bedanya, di Sumatera Barat, cita rasa lebih kuat dan rempahnya lebih lengkap.
Selama famtrip, para peserta bahkan mengikuti kelas memasak rendang tradisional di Payakumbuh.
“Bumbunya sangat lengkap. Tak heran rendang Padang terkenal sampai ke Malaysia,” kata salah satu agen wisata asal Kuala Lumpur.
Kemudahan Akses dari Malaysia ke Sumbar
Sementara itu, akses dari Malaysia ke Sumatera Barat semakin mudah.
Penerbangan Kuala Lumpur – Minangkabau International Airport (BIM) kini tersedia beberapa kali setiap minggu.
Durasi penerbangan hanya sekitar 1 jam 15 menit, sehingga wisatawan bisa tiba tanpa lelah.
Setelah mendarat di Padang, wisatawan dapat melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi selama dua jam lewat jalur darat.
Dari sana, mereka bisa menjelajahi Lembah Harau, Danau Maninjau, hingga Pantai Air Manis yang terkenal.
Pemerintah daerah juga berencana membuka paket wisata budaya serumpun seperti “Jejak Minangkabau di Negeri Sembilan dan Sumbar”.
Dengan paket ini, wisatawan dapat menikmati pengalaman lintas budaya yang mendalam.
Dari Rasa hingga Jiwa: Sumbar adalah Rumah Kedua bagi Wisatawan Malaysia
Lebih dari sekadar liburan, hubungan antara Sumatera Barat dan Malaysia adalah cermin kedekatan sejarah dan budaya.
Banyak orang Malaysia berdarah Minangkabau merasa menemukan asal usul keluarganya di sini.
“Rasanya seperti pulang ke kampung halaman yang lain,” ujar Rizal, wisatawan asal Selangor.
Ia menambahkan, keramahan masyarakat, kesamaan bahasa, dan cita rasa kuliner membuat liburannya terasa akrab dan menyenangkan.
Penutup: Saatnya Melihat Malaysia di Sumatera Barat
Bagi wisatawan Malaysia pencinta budaya, kuliner, dan sejarah Melayu-Minang, Sumatera Barat bukan sekadar tempat liburan.
Daerah ini adalah pengalaman emosional yang menyentuh identitas serumpun.
Dari rumah gadang hingga aroma rendang yang menggoda, semuanya menyapa dengan bahasa yang sama: kita serumpun, kita sebangsa rasa.
Jadi, jika ingin menikmati keindahan alam sekaligus menemukan potongan diri di negeri seberang, inilah saatnya melihat Malaysia di Sumatera Barat.











